Kamis, 14 Februari 2013

Pendalaman Alkitab


PAULUS, PEMBERITA INJIL.
Untuk seluruh bangsa
(Efesus 3:1-13)

Efesus 3 : 1 – 13


Itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah
2   — memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu,
3  yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat.
4  Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus,
5  yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus,
6  yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.
7  Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya.
8  Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,
9  dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu,
10  supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga,
11  sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
12  Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya.
13  Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu.



Bangsa Yahudi hidup dalam paradigma bahwa mereka adalah umat pilihan Allah. Paradigma ini membatasi penerimaan mereka terhadap orang-orang non Yahudi. Namun surat Paulus kepada jemaat di Efesus membuka mata semua orang tentang kekeliruan itu. Paulus menyebutnya sebagai rahasia, yaitu keselamatan yang terjadi karena Kristus telah menggenapi karya salib di Golgota. Karya itu ditujukan bukan hanya bagi orang Yahudi melainkan bagi orang nonYahudi juga. Dalam memberitakan Injil kepada etinis nonYahudi, Paulus banyak mendapatkan tantangan. Pemberitaan Injil inilah yang menyebabkannya menjadi tahanan kaisar Nero. Tetapi Paulus tidak pernah melihat hidupnya, sehingga Paulus menyebut diri sebagai tahanan Kristus (ayat 1).


Pelayanan mengenai rahasia keselamatan itu dipercayakan kepada Paulus (2-3), yang memahami bahwa panggilan itu merupakan kasih karunia Allah.Dalam menjelaskan dirinya sebagai pemberita Injil, dua hal terungkap: berita Injil dan tugas memberitakan Injil. Berita yang disampaikannya adalah misteri atau rahasia (ayat 3,4,9).


Berita Injil disebut rahasia bukan karena isinya kabur, atau hanya diketahui para elite rohani, tetapi karena ia adalah kebenaran yang dinyatakan Allah kepada manusia (ayat 5). Apa isi rahasia Injil? Umat Allah terdiri dari segala etnis (ayat 6). Istilah semua etnis penting sekali. Umat Allah tidak meliputi semua manusia, karena banyak manusia yang dengan sadar dan sengaja menolak untuk menjadi umat Allah. Jika Allah memaksa semua manusia yang menolak-Nya menjadi umat-Nya, maka sedikitnya dua hal terjadi: Allah adalah diktator dan manusia berubah menjadi robot. Umat Allah bersifat internasional. Tidak ada lagi perbedaan etnis Yahudi dan etnis nonYahudi. Semua etinis umat Allah memiliki kesamaan: sebagai ahli waris, sebagai anggota tubuh Kristus dan sebagai peserta janji (ayat 6). Ini terjadi melalui persatuan umat dengan Kristus.


 Lalu Allah mengutus Paulus kepada orang-orang nonYahudi supaya mereka yang mau percaya dapat ambil bagian dalam kasih karunia-Nya. Sebab itu Paulus melihat tugasnya sebagai hak istimewa untuk menjadi saluran kasih karunia Allah (7).


Manusia dari segala etnis memiliki relasi dengan Allah melalui iman pada Yesus sehingga setara sebagai satu umat.
Kepada Paulus, Allah menyatakan rahasia ini. Paulus sekarang memberitakan rahasia kekayaan Kristus kepada semua etnis nonYahudi sehingga jemaat lahir. yang memahami bahwa panggilan itu merupakan kasih karunia Allah. Ia, yang sebelumnya adalah penganiaya jemaat kemudian dipercaya untuk menjadi seorang pemberita Injil (ayat 8). Tidak hanya Paulus, juga jemaat sekarang wajib memberitakan rahasia menyatunya semua etnis sebagai umat Allah kepada semua manusia (ayat 9). Melalui jemaat, Allah sekarang menyingkapkan rahasia-Nya kepada malaikat dan pemerintah dan penguasa di surga (ayat 10). Jadi tidak hanya Paulus yang memberitakan rahasia rencana Allah itu, juga jemaat turut serta dalam pemberitaan Injil.


Kesatuan orang Yahudi dan nonYahudi di dalam Kristus merupakan rahasia yang tidak dipahami sepenuhnya oleh orang-orang beriman pada zaman Perjanjian Lama. Namun kesatuan ini bukanlah rencana Allah yang muncul belakangan sebagai akibat orang Yahudi yang merespons Injil tidak sebagaimana mestinya. Ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa Israel sebagai Juruselamat mereka, Ia menjelaskan bahwa Ia datang untuk menyelamatkan orang Yahudi dan nonYahudi. (lihat Luk. 4:16-30).


 Kalau kita perhatikan Amanat Agung yang diberikan kepada para rasul oleh Yesus sebelum kenaikan-Nya ke surga, jelas kita melihat bahwa para murid diperintahkan untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa (Mat. 28:18-20; Kis. 1:8), artinya kepada orang nonYahudi juga. Dan itulah tugas Paulus, meskipun ia harus menderita karena itu (lihat Kol. 1:24-29).Marilah kita bersyukur untuk kasih karunia-Nya bagi kita, orang-orang nonYahudi. Biarlah kita mengungkapkan rasa syukur kita dengan memberitakan Kabar Baik kepada setiap orang dari segala bangsa.

t

Pengalaman yang seseorang atau sekelompok orang lalui maupun nikmati, pasti memberi alasan akan kekhususan diri orang atau kelompok tersebut. Secara positif pengakuan ini memacu orang atau kelompok tersebut untuk meningkatkan kualitas pengalaman atau kemampuannya. Namun, secara negatif, jika kekhususan itu ditempatkan pada porsi “perasaan” tanpa iman dan logika, maka siapapun akan merasa dirinya sendirilah yang paling benar, dan orang lain pasti salah. Orang-orang Yahudi melalui penyataan Allah dan pengalaman hidup nenek moyang mereka bersama Allah, merasa bahwa mereka dikhususkan Allah. Begitu pula dengan orang-orang non Yahudi orang-orang Yunani para pengikut agama misteri melalui pengalaman spiritual, mereka beranggapan bahwa hanya mereka yang memiliki hikmat ilahi. Kedua anggapan ini sungguh keliru, karenanya Paulus mengungkapkan suatu kebenaran, yaitu rahasia Allah.


Orang-orang non Yahudi yang sudah percaya telah dipersatukan dengan orang-orang Yahudi yang percaya dalam satu tubuh, yaitu jemaat. Paulus mengatakan bahwa rahasia Allah ini telah memberikan pengaruh yang dahsyat terhadap diri dan pelayanannya. Olehnya Paulus didorong untuk mewartakan Injil kepada semua orang Tugas kita, orang-orang yang percaya kepada Kristus pada masa kini, sebagaimana yang dilakukan oleh jemaat pada masa lampau (ayat 10) adalah memberitakan dan menawarkan rahasia Allah itu kepada semua orang untuk mereka alami. Apakah saat ini kita semua sudah melakukannya?
Renungkan: Seandainya setiap orang Kristen seperti Paulus: menyadari diri sebagai pelayan Kristus bukan pelayan diri sendiri, dan menyadari pertolongan anugerah Allah, pastilah Gereja Tuhan akan mampu menjadi peragaan pelbagai hikmat Allah.

TUHAN YESUS MEMBERKATI J J



Tidak ada komentar:

Posting Komentar